Berbelanja ikan di pasar merupakan salah satu kegiatan yang sangat menyenangkan bagi saya. Sejak kecil los ikan merupakan tempat favorit karena saya bisa melihat aneka ikan atau hewan air lainnya yang belum saya ketahui jenisnya. Dulu waktu masih kecil dan tinggal di Paron maka saat hari libur saya selalu merengek meminta agar Ibu bersedia mengajak saya serta ke pasar. Walau pasar Paron terletak persis di depan rumah dan hanya dibatasi oleh sebuah jalan raya tetap saja pergi ke pasar bersama Ibu adalah hal yang menyenangkan karena saya juga bisa meminta jajanan pasar favorit seperti cenil atau gethuk. Mungkin itulah sebabnya mengapa Ibu saya juga tampak ogah-ogahan untuk mengajak saya ke pasar. ^_^
Dulu pedagang ikan di pasar Paron terbatas hanya menjual jenis ikan air tawar saja. Wadher, lele, sili, belut, kuthuk, adalah jenis ikan yang sangat umum ditemukan. Ukuran ikan yang dijual kecil-kecil sehingga mereka menjualnya dalam bentuk gundukan-gundukan kecil yang dialasi dengan daun jati. Agar awet dan bisa dijual dalam beberapa hari ke depan maka sebagian pedagang menjual ikan yang telah dipanggang dan dijepit dengan bambu. Karena jumlahnya yang terbatas maka harganya pun mahal. Seingat saya, Ibu saya bahkan tidak pernah membelinya, kecuali udang sungai kecil-kecil yang berwarna abu-abu kehitaman. Ibu biasanya menggunakan udang ini untuk campuran bothok bersama tempe, petai china dan daun melinjo. Walau tidak pernah mencicipi rasa ikan sungai ini, saya sudah cukup gembira dengan hanya bercuci mata melihatnya setiap weekend tiba. ^_^
Dulu pedagang ikan di pasar Paron terbatas hanya menjual jenis ikan air tawar saja. Wadher, lele, sili, belut, kuthuk, adalah jenis ikan yang sangat umum ditemukan. Ukuran ikan yang dijual kecil-kecil sehingga mereka menjualnya dalam bentuk gundukan-gundukan kecil yang dialasi dengan daun jati. Agar awet dan bisa dijual dalam beberapa hari ke depan maka sebagian pedagang menjual ikan yang telah dipanggang dan dijepit dengan bambu. Karena jumlahnya yang terbatas maka harganya pun mahal. Seingat saya, Ibu saya bahkan tidak pernah membelinya, kecuali udang sungai kecil-kecil yang berwarna abu-abu kehitaman. Ibu biasanya menggunakan udang ini untuk campuran bothok bersama tempe, petai china dan daun melinjo. Walau tidak pernah mencicipi rasa ikan sungai ini, saya sudah cukup gembira dengan hanya bercuci mata melihatnya setiap weekend tiba. ^_^
Bunga kecombrang/bunga kantan |
0 Response to "Resep Ikan Pisang-Pisang Siram Saus Bunga Kecombrang"
Post a Comment