"Masih ada udang besar di freezer sisa Lebaran kemarin, enaknya dibikin apa ya"? Tanya adik saya, Wiwin, ketika saya sedang berada di rumahnya beberapa minggu yang lalu dan sibuk mempersiapkan pernik-pernik membuat lasagna di dapur. "Kita rebus dan cocol saus pedas seperti di Bandar Jakarta? Atau kita bikin balado saja"? Lanjutnya bertanya sambil memberikan alternatif ide. "Nggak enak kalau direbus saja. Udang di Bandar Jakarta kan super fresh, masih hidup, bukan udang yang sudah lama membeku di freezer", jawab saya kurang setuju.
Teringat dengan keluhan adik saya yang sering kebingungan menentukan menu sarapan pagi untuk kedua putranya saat hendak berangkat sekolah, saya lantas mengajukan ide, "Bagaimana jika kita buat ebi furai saja untuk abang dan adik? Bekukan di freezer dan sewaktu-waktu bisa digoreng untuk lauk." Usulan saya disambut Wiwin dengan antusias, dan berkutatlah kami berdua di dapur mengupas udang dan melumurinya dengan breadcrumbs. Membuat ebi furai memang sangat mudah, namun bagian yang membuat musibah adalah menguliti udang, mengeratnya dan melumurinya dengan breadcrumbs satu persatu. Lebih musibah lagi jika udang itu sebanyak dua kilogram, sampai dua jam lamanya saya harus berdiri hingga pekerjaan tersebut selesai. Tobat!
0 Response to "Resep Ebi Furai & Tips Membuatnya Tidak Melengkung"
Post a Comment