Masa kecil saya di Paron tidak lepas dari pindang ikan. Entah berupa ikan tongkol atau jenis ikan kembung dan tamban yang berduri banyak. Lokasi Paron yang jauh dari lautan membuat ikan laut segar sulit diperoleh. Jikalau di Ngawi ada, itupun dengan harga yang sangat mahal sehingga tidak pernah masuk ke dalam list budget Ibu saya. Dulu, ketika pindang ikan ini pertama kali masuk ke pasar di Paron, rasanya luar biasa asin sehingga lebih mirip ikan asin dibandingkan ikan pindang. Kami yang terbiasa menyantap ikan laut segar setiap hari di Tanjung Pinang tentu saja cukup stress ketika harus membiasakan diri makan berlauk ikan pindang ini.
Sebenarnya rasa asin ini hal yang wajar, mengingat garam telah digunakan beribu-ribu tahun yang lampau di dalam proses pengawetan makanan. Nah ikan pindang yang didatangkan dari daerah pesisir harus menempuh jarak yang jauh dan waktu yang lama sehingga harus mampu bertahan agar tidak mudah busuk di perjalanan. Namun anehnya lambat laun rasa ikan pindang menjadi semakin berkurang asinnya, dan saat ini hanya seperti ikan rebus biasa dengan sedikit rasa asin yang gurih. Kondisi ini sebetulnya patut dicurigai karena bahan pengawet tentunya berperan disini. Bagaimana mungkin ikan dengan kondisi basah mampu bertahan berhari-hari lamanya dengan tampilan tetap fresh serta aroma yang masih baik jika bahan kimia tidak berperan bukan?
0 Response to "Resep Homemade Pindang Ikan Tongkol"
Post a Comment