Tokyo Disneyland |
"Pakai koper Mama saja, ngapain beli koper baru. Mending uangnya dipakai buat beli oleh-oleh di Jepang." Saran adik saya, Wiwin, tersebut langsung saya iyakan dengan semangat. Saya memang tergolong 'pelit' jika berurusan dengan membeli koper baru, bahkan ketika ke Eropa dua tahun lalu saya meminjam koper Wiwin hingga benda tersebut kini rusak berat dan tidak bisa digunakan. Hati ini (kocek ini tepatnya!) begitu berat mengeluarkan uang sejuta atau dua juta rupiah untuk sebuah koper yang menurut saya hampir sepanjang tahun hidupnya melewatkan waktu dengan tergolek di atas lemari berdebu. Koper milik Ibu saya yang kebetulan ditinggal di Jakarta adalah sebuah koper tua yang walau masih terlihat kokoh namun kuncinya telah rusak sehingga harus menggunakan gembok ekstra untuk membuatnya aman. Saya tidak terlalu memusingkan bentuk dan warnanya yang tidak keruan, yang penting benda ini bisa membawa semua pakaian dan perlengkapan dengan baik.
Beraksi narsis di depan booth makanan di Toei Kyoto Studio Park di Kyoto ^_^ |
0 Response to "Just Try & Taste di Jepang - Part 2: Awal Perjalanan"
Post a Comment