Kue Kamir, dan Siapa Bilang Satu Saja Cukup?


Pagi kemarin karena terburu-buru berangkat ke kantor, saya tidak sempat mengisi perut. Biasanya semangkuk oatmeal dengan tumis sayur menjadi sarapan saya bersama dua gelas jus buah segar. Sejak saya bertemu dengan Dr. Muthia, ahli dermatologist yang masih kinclong, langsing dan awet muda padahal telah berusia di kepala enam, saya menjadi semangat untuk banyak-banyak mengkonsumsi buah dan sayuran. Sssst! Ini karena menurut staff beliau, si Dokter yang cantik ini selalu sarapan dan makan siang dengan jus buah yang dicampur dengan sayur segar seperti sawi dan paprika. 


Wokay, ternyata oh ternyata hanya menegak dua gelas jus di pagi hari membuat perut saya keruyukan ketika jam baru menunjukkan pukul sembilan tiga puluh pagi. Tobat, pikir saya. Bagaimana bisa bertahan hingga jam dua belas nih? Iseng-iseng sayapun memasang status di Yahoo Messenger dengan kata-kata: Lapar berat! Sambil dalam hati berdoa ada malaikat baik hati yang lewat dan menjatuhkan rejeki di depan muka. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Teman saya, Dewi, tahu-tahu datang menghampiri meja sambil membawa sesuatu yang terbungkus kertas tissue. "Lapar kan? Ini pas buat mengganjal perut". Hoaa! Saya ngakak dan mengucap many many big thanks ketika menemukan kue kamir hangat, empuk dan seksi di dalam bungkusan kertas tissue. I love Dewi so much and Yahoo Messanger very much! Lain kali trik ini akan saya ulangi lagi. ^_^


Klik untuk baca selanjutnya...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kue Kamir, dan Siapa Bilang Satu Saja Cukup?"

Post a Comment