Minggu lalu, anggota keluarga besar saya bertambah. Diar, istri adik saya, Tedy, baru saja melahirkan anak keduanya, seorang bayi perempuan mungil bernama Aruna Salma yang berarti karunia yang sehat. Bermata sipit, berkulit putih dengan rambut yang sekelam malam tergelap, tebal dan lebat, Aruna tampak seperti malaikat kecil dalam dekapan selimut lembut yang membungkusnya. Terus terang, saya dan adik saya, Wiwin, terkagum-kagum juga dengan kreatifitas Tedy memberikan nama. Kedua putri moleknya memiliki nama yang cantik dan mengandung makna yang indah. Kalau sudah seperti ini saya sering menyesali 'ketidakkreatifitasan' alm. Bapak saya mencari nama untuk anak-anaknya. Dulu ketika saya masih duduk di sekolah dasar, saya seringkali protes berat ke Bapak mengenai nama ini. Saat itu saya duduk di kelas enam SD, dan teman-teman sekelas yang merasa tidak puas dengan nama mereka beramai-ramai menggantinya, agar tampak manis di ijasah pertama kala lulus dari SD kelak. Pada jaman itu tidak semua anak memiliki akte kelahiran, jadi nama asli mereka masih bisa dirubah sesuka hati sebelum ijasah SD dan akte resmi dibuat.
"Aku juga mau diganti namanya Pak, aku nggak suka dengan namaku," protes saya ke Bapak yang hanya tersenyum-senyum saja mendengarnya. "Memangnya apa yang salah dengan nama Endang? Ringkas, mudah diingat dan orang tidak akan salah menyebutnya," jawaban Bapak yang kalem membuat saya bertambah kesal. "Apa bagusnya nama Endang? Semua orang memanggil aku Ndangdut, Gendang, Kendang, Kandang"! Tukas saya meledak-ledak lengkap dengan 2 buah tanduk imaginer yang tiba-tiba tumbuh di pucuk kepala dan cuping hidung yang menyemburkan api bak naga. ^_^
"Aku juga mau diganti namanya Pak, aku nggak suka dengan namaku," protes saya ke Bapak yang hanya tersenyum-senyum saja mendengarnya. "Memangnya apa yang salah dengan nama Endang? Ringkas, mudah diingat dan orang tidak akan salah menyebutnya," jawaban Bapak yang kalem membuat saya bertambah kesal. "Apa bagusnya nama Endang? Semua orang memanggil aku Ndangdut, Gendang, Kendang, Kandang"! Tukas saya meledak-ledak lengkap dengan 2 buah tanduk imaginer yang tiba-tiba tumbuh di pucuk kepala dan cuping hidung yang menyemburkan api bak naga. ^_^
0 Response to "Resep Sup Iga Daun Kedondong & Apalah Arti Sebuah Nama? "
Post a Comment